Wednesday, March 20, 2013

Pengertian Kalimat




FKIP SENI TARI DAN MUSIK

BAHASA INDONESIA

NAMA : FIRMANSYAH
NIM :  F07111004
REGULER B



TUGAS BAHASA INDONESIA

A.    Pengertian Kalimat
Kalimat adalah gabungan dari dua kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian, dan pola intonasi akhir. Kalimat dapt dibagi –bagi berdasarkan jenis dan fungsinya.

B.     Pengertian Unsur-Unsur Pembentuk Kalimat
Setiap kalimat memiliki unsur penyusun kalimat. Gabungan dari unsur-unsur kalimat akan membentuk kalimat yang mengandung arti. Unsur-unsur inti kalimat antara lain SPOK :
- Subjek / Subyek (S)
- Predikat (P)
- Objek / Obyek (O)
- Keterangan (K)
       1. Subjek (S)
Dalam pola kalimat bahasa Indonesia, subjek biasanya terletak sebelum predikat, kecuali jenis kalimat inversi. Subjek umumnya berwujud nomina, tetapi pada kalimat-kalimat tertentu, katagori lain bisa juga mengisi kedudukan subjek.
Contoh :
Merokok dapat menyebabkan kanker.

 2. Predikat (P)
 Predikat dalam pandangan aliran struktural dianggap unsur yang paling penting dan merupakan inti kalimat. Predikat dalam bahasa Indonesia bisa berwujud kata atau frasa verbal, adjektival, nominal, numeral, dan preposisional.
Contoh :
Mobil itu sangat mahal.

3. Objek (O)
 Objek bukan unsur wajib dalam kalimat. Keberadaanya umumnya terletak setelah predikat yang berkatagori verbal transitif. Objek pada kalimat aktif akan berubah menjadi subjek jika kalimatnya dipasifkan. Demikian pula, objek pada kalimat pasif akan menjadi subjek jika kalimatnya dijadikan kalimat aktif. Objek umumnya berkatagori nomina.
Contoh :
Ayah memanggil Ibu.


4. Keterangan (K)
 Unsur kalimat yang tidak menduduki subjek, predidkat, objek, maupun pelengkap dapat diperkirakan menduduki fungsi keterangan. Berbeda dengan O dan PEL. yang pada kalimat selalu terletak dibelakang P, unsur yang berfungsi sebagai keterangan (K) bisa terletak di depan S atau P.
Contoh :
Ibu membeli sayur di pasar.

C.    Pembagian Kalimnat Berdasarkan Pada
a.       Jumlah klausanya
Ø  Kalimat tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas dua unsure inti dan boleh diperluas dengan satu atau lebih unsure-unsur tambahan, asal unsure-unsur itu tidak membentuk pola baru.
Contoh :
Ani menyuci

*      kalimat nominal
Kalimat nominal adalah kalimat yang berprediket bukan kata kerja, melainkan berjenis kata benda.
Contoh :
Sepeda itu antik.

*      Kalimat Verbal
Kalimat verbal adalah kalimat yang berprediket kata kerja.
Contoh :
Dodi sedang makan.

*      Kalimat Adjektiva
Kalimat adjektiva adalah kalimat yang memberi keterangan yang lebih khusus tentang sesuatu yang dinyatakan oleh nomina dan kalimat. Adjektiva yang memberi keterangan terhadap nomina itu berfungsi atribut. Keterangan itu dapat mengungkap suatu kualitas atau keanggotaan dalam suatu golongan.
Contoh :
Kecil, merah, bundar, ghoib, dan ganda.

Ø  Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk terbagi menjadi dua yaitu :
*      Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara yaitu penggabungan dua kalimat tunggal dan tiap-tiap kalimat tunggal dan tiap-tiap unsurnya mempunyai kedudukan setara.
Contoh :
Tini rajin belajar dan suka menabung.

*      Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat memperlihatkan berbagai jenis hubungan semantis antara klausa yang membentuknya
Contoh :
Saya mengerjakan tugas itu hingga larut malam agar besok dapat dikumpulkan.

b.  Fungsi Isinya
Ø  Kalimat Berita
Kalimat berita adalah kalimat yang mendukung suatu pengungkapan peristiwa atau kejadian. Orang yang menyampaikan peristiwa tersebut berusaha mengungkapkannya seobyektif mungkin\. Oleh karena itu kalimat berita dapat berbentuk ucapan langsung atau tak langsung.
Contoh :
1. ia mengatakan “ saya akan membeli sepeda”. ( ucapan langsung )
2. Ayah membeli rumah ( ucapan tak langsung )

Ø  Kalimat Tanya
Kalimat Tanya adalah kalimat yang berisi pertanyaan kepada pihak lain untuk memperoleh jawaban dari pihak yang ditanya.
Cirri-ciri kalimat Tanya :
-  menggunakan intonasi naik
- menggunakan kata Tanya
- Dapat menggunakan partikel-kah
Contoh :
Dimana mereka bermain bola ?

Ø  Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang bermaksud untuk menyuruh orang lain untuk melakukan sesuatu yang kita kehendaki
Contoh :
1. Tolong ambilkan tas itu.

Ø  Kalimat Seru
Kalimat yang digunakan untuk mengungkapkan perasaa ‘yang kuat’ atau yang mendadak. Biasanya ditandai dengan intonasi yang tinggi dan menggunakan tanda seru ( ! )
Contoh :
Mengapa bisa seperti itu !

c. Menurut Kelengkapan Isinya
Ø  Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri dari satu subyek dan satu buah prediket.
Contoh :
 Saya (S) /  belajar (P) / di ruang tamu.(K)


Ø  Kalimat Tak Lengkap
Kalimat tak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna karena hanya memiliki subyek saja atau prediket saja atau objek saja atau keterangan saja. Kalimat tak lengkap biasanya berupa semboyan, perintah, pertanyaan, ajakan, seruan larangan, sapaan, dan kekaguman,
Contoh :
Selamat malam

d. Menurut Subyek Prediketnya
Ø  Kalimat Versi
Kalimat versi adalah kalimat yang prediketnya mendahului subyeknya. Kalimat ini biasanya digunakan untuk penekanan atau ketegasan makna.
Contoh :
Belikan (P) / Saya obat.(S)

Ø  Kalimat Inversi
Kalimat Inversi adalah kalimat yang susunan dari unsur-unsur kalimatnya sesuai dengan pola kalimat dasar bahasa Indonesia ( s-p-o-k )
Contoh :
Ali (S) /  membeli (P) / laptop (O) / di pasar.(K)

Pendidikan Kehidupan Kluarga Pemulung



"Mereka punya cita-cita…

Mereka ingin jadi menteri atau bupati…
Sayang, Mereka hidup di tengah sampah… 
Mereka makan dari sampah…
Indonesia kaya raya…
Mengapa Mereka menderita…"



Di antara tumpukan sampah, bau yang menyenggat, di situlah ribuan pemulung menggantungkan hidup. Di antara tumpukan sampah TPA Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat, itu pula terselip kisah ironis kehidupan kaum marginal. Ratusan anak dengan rela berkutat dengan limbah-limbah rumah tangga maupun industri, untuk ikut membantu orangtuanya mencari nafkah.
Inilah realitanya. Faktor ekonomi, telah membentuk anak-anak ini menjadi seorang pemulung. Seperti halnya yang saya temui, bocah 9 tahun yang bernama Tono. Bocah ini terpaksa memulung untuk membantu kedua orangtuanya. Ia adalah anak ketujuh dari delapan bersaudara pasangan Dungkat dan Sutini.
memilah-milah sampah…

Setiap hari, Tono membantu kedua orangtuanya. Ia bertugas memisahkan sampah plastik dan kaleng.Tak peduli lalat-lalat beterbangan dan bau tak sedap menyeruak dari timbunan sampah. Ia dan ibunya terlihat sangat bersemangat memilah-milah sampah. Ia tak jijik. Hal ini sudah biasa ia lakukan tiap siang hari.
Sudah 20 tahun, keluarga ini menggantungkan hidup pada sampah. Bagi kita, sampah tak bernilai. Tapi bagi mereka, sampah adalah sumber penghidupan. Bila sampah banyak, rupiah lumayan. Bila sedikit, tak jarang keluarga Tono ini tak cukup makan. Dalam satu hari, rata-rata keluarga Tono mendapat penghasilan sebesar Rp 20.000,-. Dibilang cukup, tidak. Dibilang tidak, itulah rejeki yang didapat keluarga asal Indramayu, Jawa Barat ini.
Jangankan buat menyekolahkan anak-anaknya, untuk makan saja mereka pas-pasan. Beruntung, di TPA Bantar Gebang, terdapat sekolah gratis khusus anak-anak pemulung bernama SD Dinamika Indonesia, di Desa Ciketing Udik, Bantar Gebang, Bekasi.
Di sekolah swadaya masyarakat ini, Tono beserta kedua saudaranya mengenyam pendidikan tanpa pungutan biaya. Tono dan juga anak-anak pemulung lainnya diajari ilmu pelajaran, ketrampilan, agama serta kehidupan. Mereka semangat belajarnya tinggi. Menulis, membaca, berhitung adalah pelajaran yang sangat digemari para anak-anak pemulung ini.

16 Tahun Ibu Tuti Mengabdi


Ibu guru Tuti Haryanti
Sudah 16 tahun ibu Tuti Haryanti mendidik anak-anak pemulung ini tanpa pamrih. Ia kerap menangis, saat pulang mengajar, dirinya harus melihat anak didiknya mengais barang bekas di antara tumpukan sampah. Ia sedih, mengapa mereka harus ditakdirkan menjalani hidup seperti ini? ”Tidak semestinya anak-anak ini menjalani hidup seperti orangtuanya (memulung),” ujar Ibu guru Tuti kepada saya.


mengajar tanpa pamrih…
Airmatanya tak bisa lagi dibendung ketika saya bertanya seputar kesehatan anak-anak pemulung. ”Mereka seperti tidak peduli dengan bau busuk. Saya kadang terenyuh kalau melihat mereka memungut sampah di bulog,” tuturnya sedih. Bulog adalah istilah gunung sampah, gunung rejeki bagi para pemulung Bantar Gebang.
Saya bisa menebak, dalam hati Ibu guru Tuti memprotes. Tidak semestinya, masa belajar anak-anak pemulung ini dihabiskan dengan mencari nafkah. Mereka harus belajar. Mereka adalah generasi muda yang berhak memiliki masa depan yang lebih baik.
Tuti Haryanti, guru kelas I SD, ini mengenang, butuh jalan panjang menyakinkan para orangtua anak-anak pemulung ini untuk menyekolahkan mereka. Paradigma yang ada; Anak adalah Aset. Maklum, faktor ekonomi satu tantangan berat menghadapi paradigma itu.


bertekad mencerdaskan anak-anak pemulung…
Lewat tekad dan niat yang kuat, Ibu guru Tuti blingsutan dari gubuk ke gubuk, untuk membujuk para orangtua agar anak-anak mereka diberi kesempatan mengenyam pendidikan. Perlahan, ia mampu menyakinkan para orangtua bahwa pendidikan sangat penting agar anak mereka kelak tidak buta huruf. ”Saya punya tekad, anak-anak pemulung ini punya hak untuk belajar dan cerdas,” tegasnya bersemangat.
Saya pun sepaham dengan ibu Tuti. Terlepas, entah itu dikategorikan eksploitasi anak atau tidak, adik-adik pemulung ini juga berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Meski hidup di bawah garis keterbatasan, mereka tak harus tertinggal dalam dunia pendidikan. Anak-anak pemulung ini berhak untuk bisa membaca, menulis, serta menjadi anak yang kreatif dan percaya diri.
Tekad Kuat Mencerdaskan
Untuk mendidik anak-anak pemulung ini, ibu Tuti harus ekstra sabar dan telaten. Apalagi, kehidupan mereka serba bebas dari pantauan orangtua. Pagi hingga sore menjelang, anak-anak ini ditinggal orangtuanya pergi memulung. Praktis perhatian orangtua tidak ada sama sekali.
Meski berat, ibu Tuti bertekad akan terus memberikan pendidikan yang berkualitas bagi anak-anak pemulung ini. Ia ingin kelak anak-anak ini menjadi orang yang berprestasi dan memiliki kehidupan yang lebih baik. ”Minat belajar mereka itu tinggi. Sayang kan kalau hanya memulung, dapat uang dan bermain,” tandasnya sembari mengelus dada.


sedih, prihatin melihat anak didiknya memulung…
Hanya satu tekad ibu guru Tuti; setia mencerdaskan anak-anak pemulung. Mereka berhak pandai. Dan mereka berhak menjadi inovatif dan kreatif. ” Saya ingin dan berharap agar tidak ada lagi kotak-mengkotakkan pendidikan. Semua, baik miskin, kaya, juga berhak mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan bermutu,” ujarnya. Bagi saya, hidup memang pilihan. Dan tentunya, tidak ada yang mau memilih hidup dalam keterbatasan.
Tono dan anak-anak pemulung lainnya adalah generasi bangsa yang memiliki masa depan. Mereka berhak bersekolah. Mereka berhak untuk bisa membaca dan menulis. Mereka juga berhak hidup yang layak.
Melalui tulisan ini, semoga kita semua tersadar, bahwa keterbatasan tidak menjadi halangan dalam menuju masa depan. Semuanya berawal dari tekad dan semangat. Satu pelajaran yang saya ambil dari ibu guru Tuti; “Walau beribu kesulitan menghadang dan menghimpit, hal itu tak akan sedikit pun menyurutkan langkah,”

Sebelum saya beranjak dari tempat itu, ada pesan tegas dari Ibu guru Tuti yang disampaikan; “Pemerintah harus turun tangan dalam mencerdaskan anak-anak pemulung ini…” Salam…(rizaldo, karpetmerah 011211)

Sunday, March 17, 2013

Silat Otar-otar (tari otar-otar)




Berguru Budaya Melayu
Dua lelaki itu sedang beradu. Gerakan kaki dan tangannya seirama suara tawak- tawak. Saling berhadapan dengan sorotan mata yang tajam. Satu dua pukulan Marau mengarah berlawanan arah. Ke atas dan ke bawah. Tapi perisai pelaik siap menangkis pukulan. Keduanya melanjutkan gerakan hingga suara tawak- tawak tidak lagi terdengar. Pertunjukan usai.
Dua lelaki itu sedang beradu. Gerakan kaki dan tangannya seirama suara tawak- tawak. Saling berhadapan dengan sorotan mata yang tajam. Satu dua pukulan Marau mengarah berlawanan arah. Ke atas dan ke bawah. Tapi perisai pelaik siap menangkis pukulan. Keduanya melanjutkan gerakan hingga suara tawak- tawak tidak lagi terdengar. Pertunjukan usai.
Itu seni pertunjukan tari “ Otar- Otar.” Salah satu seni tari dari masyarakat Desa Ratu Sepudak, Dusun Kota Bangun, Kecamatan Galing.
Tawak adalah sebutan masyarakat Kota Lama, biasa kita mengenalnya dengan sebutan gong yang terbuat dari bahan logam, jika dipukul menghasilkan bunyi menggema.
Sementara Marau adalah jenis kayu rotan tua. Panjangnya sekitar 200 sentimeter yang digunakan untuk senjata pemukul lawan.
Sendeng biasa disebut dengan tameng terbuat dari kayu jenis pelaik, yakni jenis kayu lempung yang didapat dari hutan. Ukurannya bulat berdiameter 25 cm, fungsinya sebagai penahan serangan lawan.
Pertunjukan itu sengaja dipertontonkan untuk menyambut 23 rombongan mahasiswa Strata Dua (S2) Universiti Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia di tanah lapang Taman Makam Ratu Sepudak, Sabtu ( 13/6).
Satu di antara mahasiswa Malaysia berasal dari Korea Selatan dan Brunai Darussalam yang tertarik mendalami kebudayaan Melayu Indonesia-Malaysia.
Mereka sengaja datang dengan tujuan untuk melakukan penelitian dan pengkajian seni budaya Melayu Sambas. Dari lima jurusan yang ada di kampusnya, yakni bahasa, sastra Melayu, lingusitik, sosio budaya dan kesenian Melayu. Rombongan dipimpin langsung Dr Sumarsono, dulu ia dosen Universitas Tanjungpura, Pontianak
Tari Otar- Otar hanya ada di desa itu, sekarang terancam punah. Karena tinggal tersisa orang- orang tua yang masih punya kepedulian untuk mempertahankan seni tari Otar- Otar.
Tari itu adalah gabungan seni tari, kuntau dan silat. Jika diperagakan menghsilkan gerak dan langkah yang indah dan membuat detak jantung berdebar saat melihat pertunjukan itu. Karena peragaan tari Otar- Otar mengunakan senjata Marau. Sasarannya adalah lawan di hadapannya.
Tari itu sengaja diperagakan pemainnya untuk mengenalkan kepada mahasiswa Malaysia untuk tradisi seni tari masyarakat Kota Lama.
Menurut cerita Kepala Dusun Kota Lama dulunya sebutan Desa Ratu Sepudak karena ada seorang ratu keturunan Majapahit bernama Ratu Sepudak pada (1609) datang ke Kota Lama dari utusan Raden Sulaiman merupakan anak dari Raja Tengah menikah dengan putri Raja Tanjungpura bernama Ratu Surya.
Sehingga pada jaman itu, Kota Lama adalah sebuah kerajaan. Dan tari Otar- Otar sejak dulunya memang sering diperagakan masyarakat untuk mengisi acara kerajaan. Seperti acara pernikahan anak raja, dan acara besar lainnya.
Mining (37), pemain senior tari Otar- Otar menceritakan, belajar seni tari Otar- Otar ia dapatkan dari gurunya, Nek Momod dan Asun. Keduanya sudah almarhum.
Gurunya pernah berkata kepadanya, tari Otar- Otar bukan sekedar pertunjukan. Jika sudah menguasai tari ini bisa digunakan membela diri dari serangan musuh.
Begitu juga melakukan pertunjukkan. Pemainnya sudah dibekali dengan mantra. Sehingga gerak dan langkah tari bergerak dengan sendirinya tanpa kendali pemain.
“ Tidak sembarang pemain bisa menerima mantra, “ kata Mining. Hanya pemain yang memiliki jiwa bersih yang bisa menerima mantra tadi.
Bisa dilihat saat orang biasa menirukan gerak dan langkah tari Otar-Otar, sekilas memang dianggap mudah. Cukup dengan mengayunkan Marau, menangkis Marau dengan tameng. Tapi pemain sesungguhnya semua gerakan seirama dan terpola. Butuh latihan yang lama untuk mendalami seni tari Otar- Otar, katanya.
Sekarang tinggal ia dan ke empat temannya, Mohana, Heri dan Inong, masih sering tampil. Biasanya pada acara besar di desa, yakni perkawinan, atau undangan dari Pemkab Sambas untuk tampil menyambut tamu dari luar negeri.
Setelah itu, ia bersama pemain tari lainnya kembali ke kebun karet dan sahang, mencari penghasilan ekonomi keluarganya.
Bahkan, tawak – tawak yang biasa digunakan untuk tampil kondisinya sudah rusak alias pecah. Jika tawak ditabuh, suaranya tidak menggema dibanding kondisi masih bagus. Harga tawak berkisar Rp 3 juta. Dana sebesar itu tidak mudah dibeli bagi Mining dan lainnya. Butuh uluran tangan donatur dan Pemkab Sambas, temasuk pola pembinaan generasi muda, npada akhirnya seni tari Otar- Otar tidak punah ditelan jaman.
Sumarsono bersama mahasiswanya merasa kagum dengan pertunjukan tari Otar- Otar. Sekaligus prihatin, tari Otar- Otar diambang punah jika tidak serius mempertahankannya.
Butuh kesadaran semua pihak, bagaimana menjaga tradisi kebudayaan itu terus berkembang. Pada akhirnya seni tari menjadi komoditas khas daerah untuk ditampilkan pada pergelaran acara lainnya.
Ia juga menceritakan maksud dan tujuan kunjungannya ke Sambas karena Sambas merupakan salah satu daerah yang memiliki kebudayaan Melayu yang beraneka ragam.
Baginya, sekarang tidak banyak mahasiswa yang tertarik mengambil jurusan budaya Melayu. Yang ada justru jurusan akademik di bidang teknologi sehingga tidak banyak yang tahu kebudayaan Melayu sesunguhnya seperti pada, bahkan wujudnya bagaimana.
Di Malaysia sendiri, dialek bahasa Melayu sudah jarang ditemukan. Hanya di sebuah perkampungan yang masih dihuni warga Melayu dengan mempertahankan tradisi yang ada.
Sementara di pusat kota, bahasa Melayu sudah bercampur dengan bahasa lainnya, seperti Inggris, karena banyak pemuda yang sudah mengenyam pendidikan di luar negeri, sehingga bahasa Melayu dan Inggrisnya sering digunakan masyarakat Malaysia.
Nah, kunjungannya ke Sambas merupakan bagian dari mendalami Melayu di Sambas. Hasilnya akan menjadi sebuah referensi mahasiswa setelah melihat secara langsung kebudayaan Melayu Sambas itu sendiri.
Keinginan lebih mendalami kebudayaan Melayu, rombongan Universiti Malaya, berkesempatan mengunjungi Dusun Sebadi, Desa Trimandayan, Kecamatan Teluk Kemarat.
Di desa itu dijadikan desa kebudayaan dari Pemkab Sambas, karena masyarakat di sana masih menaruh perhatian kebudayaan Melayu, yakni seni tari. Sebut saja, tari Ratib Saman, Mayong, Bubu, Radat, dan Pantun Bekesah.
Tari Bubu dan Mayang sebuah gambaran tentang menjunjung tinggi kearifan lokal. Bubu istilah masyarakat Sebadi adalah alat untuk menangkap ikan. Bahannya terbuat dari rakitan bambu membentuk kurungan sehingga ikan bisa terjaring di dalamnya.
Surji (72), adalah penari Bubu dan Mayang. Ia satu- satunya pemain tari yang masih tersisa. Bahkan hingga kini ilmu tarinya masih belum ia turunkan kepada generasi selanjutnya.
Baginya, seni tari bubu ia dapatkan dari almarhum Nek Aki atau sebutan kakek, Abdul Rajak ( 115) kemudian diturunkan kepada ayahnya Mat Amin (80).
Cerita tari Bubu awalnya dari cerita rakyat tentang sepasang anak sedang berada di sungai untuk mencari ikan mengunakan bubu. Pada waktu itu jala atau pukat masih belum ada. Sepasang anak tadi sedang singgah di bawah pohon rindang, kemudian melihat dua tetes air jatuh ke tanah. Tetesan air tadi berubah wujud menjadi kemenyan. Sehingga kemenyan itu dibakar diusap ke bubu, dengan seketika bubu bergerak melingkar dengan sendirinya.
Dari situ, seni tari bubu dipertunjukkan. Awalnya Surji membakar kemenyan. Asap kemenyan diusap di bubu. Satu pemain lainnya memegang bubu. Dengan membacakan syair- syair pantun Melayu, seketika bubu bergerak meskipun dipegang pemain. Bahkan lima orang mahasiswa universiti Malays diberi kesempatan memegang bubu tidak sanggup menghentikannya.
Sementara Surji sedang asyik membaca syair Pantun Melayu. Setelah usai membacakan, bubu pun tidak bergerak lagi.
Begitu juga dengan tari Mayang mirip dengan tari Bubu, hanya saja medianya dari pelepah Mayang, biasa ditemukan di hutan. Mulanya tari itu bertujuan untuk mencari jodoh.
Selain itu ada tari Ratib Saman. Gerakannya hampir sama dengan gerakan salat. Dulunya tari itu digunakan untuk mengobati orang sakit dan mengusir roh jahat dari dalam rumah.
Tari Saman dipertunjukkan tujuh sampai sembilan orang. Sedikit hentakan kaki diiringi dengan syair Islam dengan gerakan serempak. Tari Saman menarik untuk disaksikan. Salah satu pemain tari Ratib Saman adalah Hamdan, terlihat khusuk membawakan seni tari itu sambil menyebut lafaz Islam.
Ketua rumah budaya Desa Sebadi mengatakan, seni tari Ratib Saman belum banyak menyebar ke daerah lain. Dan kesadaran masyarakat untuk tertarik belajar seni tari Saman juga masih kurang.
Barangkali hasil kunjungan mahasiswa Malaysia dapat memberikan masukan dan manfaat mempertahankan tradisi seni tari Ratib Saman dan seni tari lainnya. Dan menjadikan referensi mereka untuk mengkaji dan mengabadikan seni tari mereka di Malaysia, kata Hamdan.
Sementara ketua regu mahasiswa Malaya, Amin mengatakan kekaguman dari rangkaian kunjungan di Sambas, mulai dari keramahtamahan masyarakat hingga sambutan yang didapat.
Seperti sambutan pagelaran tari di Desa Kota Lama dan Sebadi. Begitu juga dengan jamuan makannya. “Sungguh luar biasa, “ katanya. Karena sama sekali tidak mengira bahwa masyarakat dan Pemkab Sambas menyambut mereka dengan begitu hangatnya, kata Amin.
Rencananya hasil rangkaian kunjungan ini akan dibuat referensi berbentuk buku tentang kebudayaan Sambas, nantinya akan digarap oleh teman mahasiswa Universiti Malaya bersama dosen pembimbing. Setelah itu hasilnya akan dibagikan kepada masyarakat Pemkab Sambas, khususnya Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata Sambas, yang turut berperan besar mensukseskan kunjungan mereka.
Tinggal kita tunggu saja “action” dari mahasiswa peneliti daerah kita yang ingin mengkaji budaya Melayu Sambas, kapan memulainya? jika tidak ingin kebudayaan kita hanya bisa diketahui lewat negara lain.

SEJARAH MUSIK DUNIA (6 Zaman)





PERKEMBANGAN MUSIK DUNIA TERBAGI DALAM ENAM ZAMAN :
1.Zaman Abad Pertengahan
Zaman Abad Pertengahan sejarah kebudayaan adalah Zaman antara berakhirnya kerajaan Romawi (476 M) sampai dengan Zaman Reformasi agama Kristen oleh Marthen Luther (1572M). perkembangan Musik pada Zaman ini disebabkan oleh terjadinya perubahan keadaan dunia yang semakin meningkat, yang menyebabkan penemuan-penemuan baru dalam segala bidang, termasuk dalam kebudayaan. Perubahan dalam sejarah musik adalah bahwa musik tedak lagi dititikberatkan pada kepentingan keagamaan tetapi dipergunakan juga untuk urusan duniawi, sebagai sarana hiburan.
Perkembangan selanjutnya adalah adanya perbaikan tulisan musik dan dasar-dasar teori musik yang dikembangkan oleh Guido d’ Arezzo (1050 M)
Musik dengan menggunakan beberapa suara berkembang di Eropa Barat. Musik Greogrian disempurnakan oleh Paus Gregorius.
Pelopor Musik pada Zaman Pertengahan adalah :
1. Gullanme Dufay dari Prancis.
2. Adam de la halle dari Jerman.
2. Zaman Renaisance (1500 – 1600)

Zaman Renaisance adalah zaman setelah abad Pertengahan, Renaisance artinya Kelahiran Kembali tingkat Kebudayaan tinggi yang telah hilang pada Zaman Romawi. Musik dipelajari dengan cirri-ciri khusus, contoh nyanyian percintaan, nyanyian keperwiraan. Sebaliknya musik Gereja mengalami kemunduran. Pada zaman ini alat musik Piano dan Organ sudah dikenal, sehingga munculah musik Instrumental. Di kota Florence berkembang seni Opera. Opera adalah sandiwara dengan iringan musik disertai oloeh para penyanyinya.
Komponis-komponis pada Zaman Renaisance diantaranya :
1. Giovanni Gabrieli (1557 – 1612) dari Italia.
2. Galilei (1533 – 1591) dari Italia.
3. Claudio Monteverdi (1567 – 1643) dari Venesia.
4. Jean Baptiste Lully (1632 – 1687) dari Prancis.
3. Zaman Barok dan Rokoko
Kemajuan musik pada zaman pertengahan ditandai dengan munculnya aliran-aliran musik baru, diantaranya adalah aliran Barok dan Rokoko. Kedua aliran ini hamper sama sifatnya, yaitu adanya pemakaian Ornamentik (Hiasan Musik). Perbedaannya adalah bahwa musik Barok memakai Ornamentik yang deserahkan pada Improvisasi spontan oleh pemain, sedangkan pada musik Rokoko semua hiasan Ornamentik dicatat.


Komponis-komponis pada Zaman Barok dan Rokoko :

A. Johan Sebastian Bach
Lahir tanggal 21 Maret 1685 di Eisenach Jerman, meninggal tanggal 28 Juli 1750 di Lipzig Jerman. Hasil karyanya yang amat indah dan terkenal:
1. St. Mathew Passion.
2. Misa dalam b minor.
3. 13 buah konser piano dengan orkes
4. 6 buah Konserto Brandenburg
Gubahan-gubahannya mendasari musik modern. Sebastian Bach menciptakan musik Koral (musik untuk Khotbah Gereja) dan menciptakan lagu-lagu instrumental.
Pada akhir hidupnya Sebastian Bach menjadi buta dan meninggal di Leipzig

B. George Fredrick Haendel
Lahir di Halle Saxony 23 Februari 1685 di London, meninggal di London tanggal 14 April 1759. Semasa kecilnya dia sudah memperlihatkan bekat keahlian dalam bermain musik. Pada tahun 1703,ia pindah ke Hamburg untuk menjadi anggaota Orkes Opera. Tahun 1712 ia kembali mengunjungi Inggris. Hasil ciptaannya yang terkenal adalah ;
1. Messiah, yang merupakan Oratorio (nama sejenis musik) yang terkenal.
2. Water Musik (Musik Air).
3. Fire Work Music (Musik Petasan).
Water Musik dan Fire Work Music merupakan Orkestranya yang paling terkenal. Dia meninggal di London dan dimakamkan di Westminster Abbey.


4. Zaman Klasik 91750 – 1820)
Sejarah musik klasik dimukai pada tahun 1750, setelah berakhirnya musik Barok dan Rokoko.
Ciri-ciri Zaman musik Klasik:
a. Penggunaan dinamika dari Keras menjadi Lembut, Crassendo dan Decrasscendo.
b. Perubahan tempo dengan accelerando (semakin Cepat) dan Ritarteando (semakin lembut).
c. Pemakaian Ornamentik dibatasi
d. Penggunaan Accodr 3 nada.

Komponis-komponis pada Zaman Klasik antara lain :

1. Frans Joseph Haydn (1732 – 1809),
Lahir di Rohrau Austria, ia meninggal tanggal 31 Mei 1809 di Wina Austria. Karya ciptaannya yaitu : Sonata Piano, 87 buah kuartet, 24 buah opera, 100 buah simfoni, yang paling terkenal adalah The Surprisse Sympony. Dalam sejarah musik, Joseph Haydn termashur sebagai Bapak Simfony yang mewujudkan bentuk orkes dan kuartet seperti yang kita kenal sekarang. Di Wina ia diakui sebagai Komponis Austria yang handal.

2. Wolfgang Amandeus Mozart (1756 – 1791)
Lahir pada tanggal 27 januari 1756 di Salzburg Austria, meninggal tanggal 5 Desember 1791 di Wina Austria. Hasil karyanya adalah : Requiem Mars, 40 buah Simfony, Opera Don Geovani, Kuintet Biola Alto, Konserto Piano. Pada usia 3 tahun ia telah dapat menghasilkan melodi dan menerapkan accor pada hrpsikord. Pada usia 5 tahun ia telah mulai menciptakan lagu dan muncul didepan umum pada usia 6 tahun, kemudian bersama saudara perempuannya mengadakan Tour keliling Eropa. Pada tahun 1781 ia pindah ke kota Wina dan mengarang ciptaan-ciptaannya yang termaahur. Permainannya sangat menakjubkan, sehingga dijiluki Anak Ajaib. Biarpun memperoleh banyak sukses, tapi ia sangat miskin dan dalam keadaan yang sengsara, ia meninggal di Wina dalam usia 35 tahun dan dikuburkan di pekuburan fakir miskin. Ia menulis banyak komposisi dalam bentuk yang berbeda-beda tetapi berpegang kuat pada gaya klasik murni.


5. Zaman Romantik (1820 – 1900)
Musik romantic sangat mementingkan perasaan yang subyaktif. Musik bukan saja dipergunakan untuk mencapai keindahan nada-nada, akan tetapi digunakan untuk mengungkapkan perasaan. Oleh karena itu, dinamika dan tempo banyak dipakai. Komponis-komponis pada Zaman romantic adalah :
a. Ludwig Von Bethoven dari Jerman.
b. Franz Peter Schubert dari Wina.
c. Francois Fredrick Chopin dari Polandia
d. Robert Alexander Schumann dari jerman.
e. Johanes Brahms dari Hamburg Jerman.


Riwayat Haidup Komponis Zaman Romantik :
A. Ludwig Von Beethoven (1770 – 1827)
Lahir Desember 1770 di Bonn Jerman, ia meninggal tanggal 26 Maret 1827 di Wina Austria. Ia menamakan dirinya sebagai Pujangga Nada. Sejak usia 4 tahun dia belajar musik dibawah asuhan ayanhnya. Pada usia 17 tahun ia pergi ke Wina menemui komponis Mozart, kemudian Mozart memberi bimbingan musik kepadanya, sehingga ia dapat menjadi pemain musik yang baik danm komonis yang berbakat. Pada usia 30 tahun pendengarannya mulai berkurang, dan usia 50 tahun pendengarannya tuli sama sekali. Pada waktu ciptaannya Ninth Symphonies lahir, ia tidak mampu lagi mendengarkan hasil karyanya itu. Pada tanggal 26 Maret 1827, dia meninggal di Wina. Ia hidup dengan sangat menderita, tetapi mampu menciptakan Sonata dunia yang paling indah. Hasil ciptaannya antara lain :
- 5 buah sonata cello dan piano.
- 9 buah symfoni
- 32 sonata piano.

B. Franz Peter Scubert (1797 – 1828)
Lahir di Wina 31 Januari 1797, dia meninggal tanggal 19 Desember 1828, ciptaannya antara lain : Ave Maria, The Erl King, Antinghed Symphony, Gretchen At The Spining Sheel, The Wild Rose. Schubert mempunyai suara yang merdu dan menjadi penyayi paduan suara Imperial Choir. Kemudian ia memperdalam pengetahuan musiknya dibidang komposisi. Pada waktu meninggal, Ia tidak dikenal orang banyak dan berpasan agar dikuburkan dekat makan Beethoven. Dia meninggalkan 100 buah hasil karyanya, kebanyakan lagu-lagu solo.

C. Wilhelm Richard Wagner (1813 – 1883)
Lahir tanggal 22 Mei 1813 di Leipzig Jerman, meninggal 13 Februari 1883 di Venesia. Hasil ciptaannya antaralain : Tannhauser, Die Maistersinger Von Hurberg, Lohengrin, Der Fliegende Holander.

D. Johannes Brahms (1883 – 1897)
Lahir 7 Mei 1883 di Hamburg Jerman, ia meninggal 3 April 1897 di Wina Austria. Hasil ciptaannya : Hungarian Dance, Muskoor Ein Deusches Requiem, Kuartet gesek.. paa usia 14 tahun ia telah menjadi pianis yang baik. Dia adalah seorang komponis terakhir dari aliran Romantik, karyanya sangat indah.


6. Zaman Modern (1900 – sekarang)
Musik pada Zaman ini tidak mengakui adanay hokum-hukum dan peraturan-peraturan, karena kemajuan ilmu dan teknologi yang semakin pesat, misalnya penemuan dibidang teknik seperti Film, Radio, dan Televisi. Pada masa ini orang ingin mengungkapkan sesuatu dengan bebas.
Komponis-komponis pada Zaman Modern :
1. Claude Achille Debussy dari Prancis
2. Bella Bartok dari Honggaria.
3. Maurice Ravel dari Prancis.
4. Igor Fedorovinsky dari Rusia
5. Edward Benyamin Britten dari Inggris.

Nada Non-harmonik dan Kadens





Dalam bab sebelumnya, Anda sudah belajar tentang beberapa jenis nada non-harmonik. Ada nada samping atau ampiran, nada tetangga, dan nada suspension. Anda juga sudah memahami kadens setengah dan kadens biasa atau otentik.
Bab ini akan melanjutkan pembicaraan tentang beberapa jenis nada non-harmonik dan kadens lain. Ini akan melengkapi pembahasan mendasar tentang nada non-harmonik dan kadens.
Nada-Nada Non-harmonik yang Lain
Nada-nada ini mencakup apogiatura (disingkat app.), retardasi,antisipasi, ekapi, dan kambioto. Retardasi dan antisipasi dipakai dalam harmoni sementara apogiatura dan ekapi dipakai dalam melodi. Jenis-jenis nada non-harmonik ini dipakai dalam nyanyian dan melodi modern.
Apogiatura
Teknik menghias nada ini biasanya ditempatkan satu nada di atas nada akord. Dengan kata lain, apogiatura adalah suatu interval kedua atas untuk suatu nada akord di bawahnya. Nada non-harmonik ini mencapai kekendorannya pada nada akord yang berada setangga di bawahnya. Apogiatura harus dipakai pada suatu ketukan berat dan menjadi kendor mengikuti gerak menurun. Apogiatura sering ditulis sebagai suatu grace note.
Grace note adalah suatu istilah Inggris untuk suatu not hiasan. Not ini ditempatkan sebelum not pokok yang dihiasinya, dibunyikan segera sebelum not pokoknya tapi harus membentuk satu ketukan bersama dengan not pokoknya. Grace note bisa membentuk hiasan satunada atau setengahnada dari not pokoknya.
Suatu contoh apogiatura:

Apogiatura berbentuk grace note ditandai suatu anak panah. Not awal non-harmonik ini adalah suatu do yang harus Anda mainkan cepat sebelum not si di bawahnya. Kedua not ini harus Anda mainkan dalam satu ketukan.
Suatu lagu pop klasik yang memakai apogiatura adalah Yesterday dari the Beatles. Nada pertama awalnya memakai satu nada setinggi satunada dari nada akord di bawahnya.

Apogiatura - not re - dimulai oleh not pertama yang diberi tanda anak panah. Nada akord yang menyusul pada not kedua adalah not do.
Retardasi
Suatu retardasi mirip suatu suspension tapi nada yang dikendorkan berjarak satunada diatonik ke atas dengan nada non-harmonik yang membentuk retardasi. Satunada diatonik ke atas sama dengan satu interval kedua atas, dengan nada pertama, nada lebih rendah, sebagai nada non-harmonik.Nada lebih tinggi sekaligus adalah nada akord.


Tanda panah menunjukkan nada retardasi. Meskipun nada ini bagian dari akord di kirinya, ia - untuk sementara - menjadi bagian akord di tengah sebelum beralih menjadi nada akord ini. Nada retardasi sebagai suatu nada non-harmonik membentuk suatu interval kedua atas dengan nada berikutnya, yaitu nada akord.
Antisipasi
Antisipasi adalah suatu not yang dibunyikan mendahului akord yang berisi not itu. Antisipasi dibentuk oleh dua not yang membentuk interval kedua atau lebih. Not bawah interval itu adalah suatu not akord sementara not atasnya adalah suatu not non-harmonik. Not atas yang tegang ini dikendorkan ketika ia kembali pada akord C, tempat asalnya. Kalau not non-harmonik yang tegang ini dikendorkan oleh suatu interval di atas interval kedua, ia disebut antisipasi bebas.

Tanda panah dan singkatan ant. menunjukkan not antisipasi, not yang berasal dari akord C birama kedua. Not ini mendahului akordnya dan menjadi suatu not non-harmonik sementara bagi akord G7.
Berikut adalah suatu contoh antisipasi - ditandai anak panah - berdasarkan suatu kutipan bagian akhir suatu nyanyian gereja, "Kudengar Panggilan Tuhan" (Nyanyikanlah Kidung Baru no.125). Not antisipasi yang adalah not akord terakhir (G) dimajukan menjadi salah satu not akord D7.

Ekapi
Ekapi disebut juga "nada lepas (escape tone)". Ia melepaskan diri dari harmoni secara bertangga lalu melompat ke dalam arah yang berlawanan dan mencapai kebebasan dalam akord berikut. Dengan cara ini, ekapi atau nada lepas adalah sejenis apogiatura terbalik. Ekapi kromatik jarang ditemukan karena gerak ekapi kromatik menuju kekendoran yang tidak bersifat diatonik.
Simak suatu contoh ekapi berikut:

Nada yang ditandai anak panah menunjukkan not sol yang membentuk interval kedua atas dengan not fa dari akord F. Not sol ini sekaligus menghasilkan nada non-harmonik, suatu nada hiasan, yang menimbulkan efek tegang sementara. Nada lepas ini membentuk suatu interval ketiga dengan nada mi dari akord C, akord yang memberi kekendoran atau kelegaan pada nada lepas tadi.
Contoh ekapi atau nada lepas - ditandai anak panah - berikut berasal dari fragmen suatu nyanyian gereja, "Besarlah Untungku" dalamNyanyikanlah Kidung Baru (no. 197). Nada mi membentuk suatu nada lepas, nada non-harmonik, dari harmoni dalam akord D dan D7. Nada lepas ini adalah suatu nada yang tegang dan sekaligus janggal bunyinya karena ia bukanlah nada normal kedua akord tadi. Tapi ekapi ini berlangsung sebentar saja - selama satu ketukan - lalu dikendorkan atau dilegakan oleh akord G birama ketiga.

Kambioto
Mirip nada lepas, kambioto adalah nada non-harmonik yang meninggalkan nada harmonik melalui lompatan lewat satu tangga. Sesudah itu, kambioto mengendor secara bertangga mengikuti arah yang berlawanan.
Contoh kambioto berikut ditandai anak panah:

Dalam birama pertama, nada re ketukan kedua membentuk suatu interval ketiga bawah dengan nada fa dari akord F pada ketukan pertama. Dalam birama kedua, urutan interval tadi dibalikkan: nada fasebagai kambioto membentuk suatu interval ketiga atas dengan nadare dari akord G7 ketukan pertama. Setiap kambioto yang non-harmonik itu menghasilkan nada yang tegang terhadap akord di kirinya.
Ketegangan ini lalu dikendorkan melalui akord di kanannya. Dalam hal ini, nada re birama pertama membentuk suatu interval kedua bawah dengan nada mi dalam akord C. Sementara itu, nada fa birama kedua membentuk suatu interval kedua atas dengan nada mi dalam akord C.
Kadens Lain
Sesudah Anda memahami kadens setengah dan biasa dalam bab yang lalu, Anda perlu memahami juga dua jenis kadens yang lain. Ini untuk melengkapi jenis-jenis kadens yang dipakai untuk tangganada mayor.
Kadens otentik sempurna dan taksempurna
Kadens otentik yang sudah dibicarakan dirinci menjadi dua jenis. Pertama, kadens otentik sempurna; dan, kedua, kadens otentiktaksempurna.
Kadens otentik sempurna adalah suatu kadens otentik yang di dalamnya akord dominan dan tonika masing-masing masing-masing memakai not dasar. Ini adalah not kelima untuk akord dominan dan not kesatu untuk akord tonika. Not tonika ada dalam bagian sopran akord di akhir suatu lagu.
Kadens otentik taksempurna adalah suatu kadens otentik yang di dalamnya not bagian sopran akord di akhir suatu lagu berakhir tanpa not tonika. Not ini bisa not ketiga atau kelima akord di akhir lagu itu.
Tiga contoh berikut menunjukkan kadens otentik sempurna dan taksempurna:

Ketiga birama pertama dengan not terakhir (birama tiga) yang adalahdo pada bagian sopran menunjukkan suatu kadens otentik sempurna. Birama empat sampai dengan enam menunjukkan suatu kadens otentik taksempurna yang berakhir dengan not mi. Birama tujuh sampai dengan sembilan menunjukkan kadens otentik taksempurna lain yang berakhir dengan not sol.
Kadens subdominan
Kadens ini dicirikan oleh progresi akord dari tonika (I) ke subdominan (IV). Bandul progresi berayun dari tengah, dari tonika, ke kiri, ke subdominan, dan berhenti di situ. Ketegangan timbul selama bandul ada di kiri dan ini berarti melodi belum selesai. Untuk sementara, akord subdominan mengganti akord tonika sebagai pusat nada lalu berayun balik ke tonika.
Contoh kadens subdominan berikut adalah suatu fragmen dari "Gembala Baik Bersuling nan Merdu" ciptaan C. Akwan dalam Kidung Jemaat no. 415. Progresi akord yang disoroti adalah G-C (I-IV) atau tonika-subdominan. Perulangan progresi ini dalam birama ketiga sesudah ketukan pertamadan kedua, yaitu G-C (I-IV) bukanlah kadens subdominan melainkan urutan akord biasa.

Kadens plagal
Kadens plagal adalah kebalikan dari kadens subdominan. Dalam kadens ini, bandul berayun dari kiri, dari subdominan (IV), kembali ke tengah, ke tonika (I). Suasana tegang subdominan sekarang menjadi kendor, lega.
Meskipun menjadi kendor, progresi akord IV-I kurang meyakinkan dibanding kadens biasa (V-I). Baik akord subdominan maupun tonika sama-sama punya not do (not tonika), not yang bukan baru bagi tonika.
Karena kesamaan not do tadi, kadens plagal dihindari pemakaiannya sebagai perhentian sementara di dalam dan di akhir suatu lagu. Kadens plagal boleh dipakai hanya dalam kasus khusus di dalam dan di akhir lagu.
Contoh suatu kadens plagal di dalam suatu lagu."Hitung Berkat-Nya" adalah suatu potongan melodi dari suatu gospel terkenal. Harmonisasi aslinya yang benar (birama kedua) sengaja dibuat salah di sini untuk menjelaskan kadens plagal yang dihindari (birama pertama).

Dalam kasus khusus, kadens plagal diizinkan di akhir suatu lagu, seperti bagian akhir My Way, lagu pop tenar itu. Kadens ini dipakai sebagai suatu kejutan. Akord F6 pada dasarnya adalah akord subdominan dalam kunci C diatonik mayor.

Kadens Lengkap
Kadens plagal dan kadens biasa yang digabungkan membentuk kadens lengkap. Bandul kadens ini mengayun dari tengah (T) ke kiri (S). balik ke tengah (T) mengayun ke kanan (D) dan akhirnya mengayun balik ke kiri (T) dan berhenti di situ. Ringkasan progresinya menjadi T-S-T-D-T. Tapi progresi lengkap ini sering disingkat menjadi T-S-D-T.
Suatu lagu gereja singkat, "Amin", menunjukkan suatu bentuk kadens lengkap:

Tangganada Diatonik Mayor D
Sejauh ini, Anda sudah memahami dan memakai dua tangganada diatonik mayor: C dan G. Sekarang, Anda akan memelajari suatu tangganada mayor lain: D. Tangganada yang memakai kunci trebel dan basnya, dan juga setengahnadanya dalam posisi naik dan turun, demikian:

Untuk mengingat urutan not ini, Anda bisa memakai berbagai cara. Apa pun cara yang Anda tempuh, ada tiga cara yang gampang. Ingatlah selalu posisi tonika setiap kunci. Dari tonika (not do) ini, Anda bisa membaca atau memainkan tangganadanya dalam posisi naik atau turun, termasuk setengahnadanya. Kemudian, ingatlah bahwa kunci D ditandai dua kres (##). Cara lain adalah dengan mengingat posisi not d (re) pada paranada yang memakai kunci trebel dan bas dari tangganada diatonik mayor C. Ketika tangganada ini diubah menjadi tangganada diatonik mayor D, not d pada posisi kunci C Anda ubah menjadi do.
Notasi Ritmik
Anda akan diperkenalkan pada suatu pola iringan gitar yang baru. Notasi ritmiknya demikian:

Berlatihlah untuk memainkan pola ritme dalam birama pertama beberapa kali sampai Anda menguasainya dengan mantap. Pukulan up-strumyang ditandai & pada ketukan kedua dan pukulan down-strum pada ketukan ketiga diberi busur-sambung. Busur-sambung ini berarti Anda tidak boleh membunyikan ketukan ketiga tapi menghitungnya saja sebagai setengah ketukan pertama. Setengah ketukan kedua Anda mainkan pada tanda &. Sesudah pola ritme dalam birama pertama Anda latih berkali-kali dan kuasai dengan mantap, akhirilah pola ini dengan satu pukulan down-strum dalam birama kedua. Meskipun not birama kedua ditandai angka 1, ia sebenarnya harus dihitung sebanyak 4 ketukan.

Kumpulan Serial Number

HOME SECURITY 1. AVG INTERNET SECURITY 8MEH-R3VBQ-DC433-3FPOA-YK6TW-NEMBR-ACED 8MEH-RPTGT-KMOL7-EEEVR-KYX7C-LEMBR-ACED 8MEH-RF22Z-ANGGS-...