Kalimantan Tengah (Kalteng) dengan Suku Dayak sebagai penduduk aslinya kaya dengan keanekaragaman seni dan budaya peninggalan masa lalu. Satu dari kearifan khasanah budaya warisan nenek moyang tersebut terkandung dalam ragam seni tarian.
Pekan lalu, Lembaga Kebudayaan Dayak Palangka Raya (LKD-PR) menggelar pentas tari garapan dan tradisional. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk promosi kesenian daerah guna mendukung pengembangan potensi wisata lokal.
Kegiatan yang dilangsungkan di Gedung Eka Tingang Nganderang (Betang Mandala Wisata) tersebut menampilkan tujuh cindera tari dari tiga sanggar seni budaya yang ada di kota Palangka Raya.
Ketiga sanggar itu antara lain Sanggar Balanga Tingang dengan menampikan tari Mandau, tari Rantak Kipas Gempita, tari Giring-Giring dan tari Bahalai. Dari kegiatan tersebut, DeTAK merangkum sejumlah literatur dari sejarah dan makna tarian yang dipentaskan. Berikut catatannya.
1. Tari Wadian Amun Rahu
Tarian ini pada mulanya adalah sebuah tarian tradisional Suku Dayak Kalimantan Tengah yang bersifat sakral, magis dan religius. Tarian yang biasa dimainkan oleh kaum perempuan ini pada masa lampau dimaknai sebagai prosesi adat untuk menghantarkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, setelah selesai panen padi.
Selain itu, tarian ini juga sering dilakukan sebagai salah satu prasyarat tata cara penyembuhan seseorang yang menderita penyakit.
Ciri khas dari tari Wadian Amun Rahu terlihat pada penggunaan tata busananya yang didominasi warna merah dan putih sebagai perlambang keagungan Sang Maha Pencipta.
2. Tari Jarangkang Bango
Tarian ini merupakan tari kreasi baru yang diadaptasi dari tarian Suku Dayak di pedalaman Kalimantan Tengah dengan nama yang sama. Di daerah tersebut, tarian ini biasanya dimainkan oleh anak-anak.
Jarangkong Bango merupakan perangkat tari berupa benda yang dibuat dari batok kelapa yang dibelah dua, kemudian dilubangi untuk mengaitkan tali pegangan. Perangkat ini kemudian digunakan oleh para penari sebagai properti utama dalam tarian ini.
Tarian ini menunjukan sebuah kebersamaan dan kekompakan serta solidaritas anak-anak Suku Dayak Kalimantan Tengah dalam hidup bermasyarakat.
3. Tari Gelang Dadas dan Gelang Bawo (Iruang Wandrung)
Tarian ini merupakan rampak selaras dua gerak tari yang disatukan yaitu Wadian Dadas dan Wadian Bawo dan kemudian disebut Tari Iruang Wandrung.
Tarian Dadas dilakukan oleh penari wanita, sedangkan Gelang Bawo ditarikan oleh penari pria. Dengan iringan perpaduan musik tradisonal yang energik tarian ini pada jaman dulu berfungsi sebagai tarian untuk menghantar syukuran kepada Yang Maha Kuasa karena keberhasilan dalam seluruh aspek kehidupan Suku Dayak Kalimantan Tengah.
4. Tari Giring-giring
Tari giring-giring awalnya adalah tarian yang berasal dari daerah DAS Barito, Kalimantan Tengah. Tari giring-giring biasa dipertunjukkan dengan perangkat musik dari bambu yang berbunji jika digetarkan. Alat musik ini biasa disebut Ganggereng dan dimainkan bersama sebuah tongkat yang di sebut Gantar.
Tari ini biasa ditampilkan pada acara-acara adat sebagai perwujudan perasaan suka cita warga terutama pada saat menyambut tamu-tamu kehormatan.
Dalam perkembangannya, gerak dan ragam Giring-giring telah mengalami banyak pengembangan dengan tidak meninggalkan kaidah dan teknik dasar tarinya.
5. Tari Rantak Kipas Gempita
Tarian ini menggambarkan semangat generasi muda dalam meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan. Kemajemukan sosial dan budaya dalam diri para pemuda yang menuntut ilmu di Bumi Tambun Bungai bukanlah suatu hambatan dalam mewujudkan cita-cita bersama untuk memajukan daerah.
Dibanding konsep awalnya, sajian tarian ini telah mengalami pengembangan ragam gerak dengan tidak meninggalkan kaidah dan tehnik dasarnya.
Tarian ini dimainkan dengan lincah dan gembira, sebagai manifestasi dari semangat yang dimiliki oleh generasi muda dalam upaya ikut serta dalam membangun masyarakat, bangsa dan negara.
6. Tarian Mandau
Tari ini merupakan tarian yang umumnya dilmainkan oleh kaum perempuan. Makna yang terkandung di dalamnya adalah semangat seluruh warga Dayak dalam pertahanan diri dan kampong halaman dari ancaman pihak-pihak luar.
Dalam penyajiannya penari melakuikan gerakan yang lembut, gagah dan energik. Saat ini, penggarapan tari, gerak dan ragamnya telah mengalami pengembangan dengan tidak meninggalkan kaidah dan tekniknya yang sudah dikenal luas di seluruh wilayah Kalimantan Tengah sejak masa silam.
7. Tari Bahalai atau Tari Selendang Bawi
Tarian ini merupakan cindera tari yang diangkat dari kelengkapan pakaian berupa selendang di kalangan kaum wanita Suku Dayak Kalimantan Tengah. Sama seperti tarian lainnya, tari ini juga telah mengalami pengembangan di beberapa bagian gerak dan atribut petari.
Tarian ini dimainkan dengan lemah gemulai oleh penari putrid sebagai gambaran sukacita dan ucapan syukur kepada Tuhan atas terlaksananya suatu hajatan besar di kalangan warga.
No comments:
Post a Comment